Penyesalan dan Pengorbanan

Tasikmalaya, 19 september 2009M/
29 Romadhan 1430H

Sebenarnya pa yang sedang ku rasakan saat ini. Rasa itu telah membawaku ke perasaan laen, perasaan yang merubah semuanya. Sebenarnya apa yang aku inginkan???? Kebahagiaan apa yang aku harapkan???
Ketika menginjak usia yang sudah bisa di bilang matang, akupun harus mengambil keputusan yang bisa membuatku jelek. Keputusan yang benar-benar diluar nalar dan kemampuanku sebagai seorang manusia yang haus akan keserakahan. Aku bingung ma diriku sendiri, bingung dengan apa yang terjadi. Jujur sejujur-jujurnya, sebenarnya aku ga mau ngambil keputusan ini, karena banyak faktor terutama faktor keluarga yang sdh sama2 dekat. Tapi, apa blh buat, aku tak samggup lagi jika harus di lanjutkan.....
Ku tak siap jika harus terus kaya gini. Cuma cape, dan serasa tidak ada artinya jika harus terus dilajutkan. Dan aku merasa ada orang yang lebih bisa nerima aku, lebih bisa mengerti akan semua kesibukanku dan siap mendorong aku dan membangunkanku ketika ku terjatuh.
Maaf, ini memang bukan keputusan yang bijak yang telah aku ambil, tapi ini semua ku lakukan adalah untuk masa depan kita. Masa depan saat kau bisa mendapatkan orang terbaik untuk mendampingi hidup mu yang indah. Masa depan saat aku bisa mendapatkan orang yang benar-benar cocok, benar-benar bisa mendampingiku dan menerimaku dengan semua kelemahanku. Masa depan saat kita bisa hidup bahagia dengan pasangan kita masing-masing tanpa harus menyimpan rasa benci di antara kita, tanpa harus terus menyimpan dendam di hati kita, tanpa harus mengotori hati putih ini.

Walaupun memang ku akui, ku telah banyak berbuat salah kepadamu. Ku akui kesalahan-kesalahnku itu tak kan bisa semudah itu untuk kau maafkan, tapi bagaimanapun aku akan tetap meminta maaf kepadamua atas semua kesalahnku, atas semua sikapku yang telah menyakitimu, menyakiti jiwa dan ragamu baik yang aku sengaja atau tidak di sengaja. Dengan kemurahan hati dan kemuliaan sifatmu, aku berharap kamu bisa memaafkan semua kesalahanku, kesalahan yang benar-benar aku sesali.
Terima kasih, ku tak akan melupakan semua kenangan-kenangan indah bersamamu, kenangan yang sudah membuat hidupku lebih berarti dan lebih berwarna. Terima kasih atas semua kebaikan yang telah kau berikan. Terima kasih atas penerimaan keluarga mu yang telah dengan sudi menerima kehadiran orang yang kotor dan hina ini. Tarima kasih banyak, karena mu, karena keluargamu ku merasakan kehangatan yang begitu indah. Terima kasih yang sebesar-besarnya ku persembahkan untukmu.............................................................


0 Responses